Thursday
25 April 2024
18:46
Section categories
Homepage [24]
Artikel Homepage
Tag Board
200
Our poll
Rate my site
Total of answers: 1
Statistics

Total online: 2
Guests: 2
Users: 0
Login form
Calendar
«  May 2013  »
SuMoTuWeThFrSa
   1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031
Entries archive
Site friends
  • Create a free website
  • Online Desktop
  • Free Online Games
  • Video Tutorials
  • All HTML Tags
  • Browser Kits
  • Waltz Tasrifan Community

    Main » 2013 » May » 29

    Mengiringi pengumuman tentang Radio IlmuKomputer.Com di milis-milis, banyak yang menanyakan ke saya tentang teknik membangun radio internet atau radio online. Sebenarnya caranya sangat mudah dan tidak memakan banyak waktu atau uang . Persyaratannya juga hanya komputer dan koneksi internet untuk infrastruktur, serta Winamp, Shoutcast, dan Shoutcast DSP Plugin untuk softwarenya. Ketiga software tersebut bisa kita dapatkan secara gratis di Internet (freeware) untuk versi Linux maupun Windows. Dengan itu kita bisa jadi broadcaster yang menyiarkan content radio sesuai dengan yang kita inginkan ke seluruh dunia maya. Tertarik? Mari kita bahas bahas secara bertahap bagaimana membuat radio internet ini.


    1. Download software yang diperlukan:
    • Shoutcast Server (download versi Linux atau Windows)
    • Winamp<
    • Shoutcast DSP Plugin (download versi Linux atau Windows)
    2. Install dan jalankan Shoutcast Server di komputer yang ingin kita jadikan server. (Untuk instalasi di Linux cukup ekstrak file "shoutcast-1-9-5-linux-glibc6.tar.tar” dan jalankan file "sc_serv”. Tidak perlu menjadi root untuk menjalankannya).
       
    3. Install Winamp dan Shoutcast DSP Plugin di komputer tempat kita akan mengalirkan content radio (mp3 music, dsb) ke Shoutcast Server.
    4. Jalankan Winamp, kemudian klik kanan dan pilih "Options” -> "Preferences”.
    5. Klik DSP/Effect di bagian Plug-ins dan pilih Nullsoft SHOUTcast Source DSP. Kemudian akan muncul satu window SHOUTcast Source dengan menu "Main”, "Output”, "Encoder”, "Input”.
     winamp-shoutcastdsp.jpg
    7. Sekarang tinggal alirkan saja content (music, sound, dsb) ke Shoutcast Server. Caranya mudah, letakkan file mp3 di Winamp dan tekan tanda play, maka music anda akan ter-broadcast ke seluruh dunia maya.
    winamp-shoutcastdsp5.jpg
    8. Cek dengan menjalankan Winamp dari komputer lain dan klik kanan pilih "Play” -> "URL” dan masukkan http://serveranda:8000. Ganti "serveranda” dengan nama domain atau IP address dimana Shoutcast server diinstal dan dijalankan.
    winampradio-playurl.jpg winampradio-openurl.jpg
    9. Pertanyaan lain yang muncul, bagaimana kalau kita ingin mengalirkan suara kita secara live? Siapkan microphone dan masukkan kabel microphone ke soundcard PC anda. Kemudian kembali ke Winamp anda, pada SHOUTcast source, pilih "Input”, kemudian ubah "Input device” dari "Winamp (recommended)” ke "Soundcard Input”. Lalu siapkan microphone di depan mulut anda, dan ucapkan "Selamat datang di Radio Internet saya yang tercinta ini”.
    winamp-shoutcastdsp6.jpg
    Anda sudah memiliki Radio Internet sendiri sekarang. ;) Sebagai informasi tambahan, untuk membangun Radio Internet kita juga bisa menggunakan software lain selain Shoutcast, diantaranya adalah: Unreal Media Server, SAM2 Broadcaster,Pirate Radio, Peercast, Icecast, Andromeda, dsb. Konsepnya tidak jauh berbeda dengan Shoutcast, jadi bekal anda dengan 9 tahapan diatas sudah cukup untuk membuat anda mahir membangun sendiri Radio Internet.
    sumber asli : http://eidariesky.wordpress.com/2010/07/28/membuat-radio-streaming-atau-radio-internet/
    Views: 510 | Added by: Walkoe | Date: 29 May 2013 | Comments (0)

    Penulis : Hilda B Alexander | Jumat, 24 Mei 2013 | 20:30 WIB
    Dibaca: 1655
    |
    Share:
    KOMPAS/RIZA FATHONI
    Indonesia dianggap sebagai pasar yang seksi. Sejumlah 20 perusahaan penyelenggara pameran mancanegara, melakukan eskpansi usaha di sini.
    TERKAIT:

    JAKARTA, KOMPAS.com - ASEAN Economic Community yang akan diterapkan pada 2015 nanti, mendatangkan berbagai konsekuensi. Salah satunya adalah, ASEAN akan menjadi sebuah kawasan ekonomi bebas, besar dan kompetitif. Timbul pertanyaan kemudian, siapkah Indonesia menghadapi pasar bebas ini? Pasalnya hingga saat ini baik program pemerintah maupun dunia usaha belum terintegrasi dengan baik.

    Dalam industri MICE, sebelum AEC diberlakukan pun, sudah terdapat enam perusahaan penyelenggara pameran kelas dunia yang beroperasi di Indonesia. Sebut saja REED asal Inggris, UBM dan HKTCD.
    -- Effi Setiabudi

    Jika AEC sudah diberlakukan, maka akan terjadifree flow of goods, free flow of services, free flow of investment, free flow of capital dan free flow of skilled labor. Mestinya, bila ingin mendapat kemanfaatan dari kebebasan pasar tersebut, daya saing dunia usaha semakin ditingkatkan tanpa mengabaikan prinsip market driven economysesuai dengan ketentuan multilateral.

    Menurut Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Effi Setiabudi, Indonesia harus siap menghadapi pasar bebas ini. Pelaku usaha Nasional tak bisa mencegahnya. Oleh karena itu yang harus dilakukan adalah meningkatkan daya saing, menambah jaringan bisnis (networking), mengasah kemampuan membaca tren pasar dan yang terpenting adalah menjaga ketahanan usaha agar kuat menghadapi serbuan pemain asing di jenis bisnis yang sama. 

    "Dalam industri meeting, incentives, conference dan exhibition (MICE), sebelum AEC diberlakukan pun, sudah terdapat enam perusahaan penyelenggara pameran kelas dunia yang beroperasi di Indonesia. Sebut saja REED asal Inggris, UBM dan HKTCD. Mereka adalah global player yang kerap menyelenggarakan pameran berklasifikasi B2B (business to business)," ungkap Effi kepadaKompas.com, di Jakarta, Jumat (24/5/2013).

    Jumlah enam event organizer asing tersebut, lanjut Effi, akan ditambah empat belas pemain lainnya yang akan masuk tahun ini. Sehingga jumlah total perusahaan penyelenggara pameran mancanegara yang ekspansi di Indonesia sebanyak 20 buah.

    Kiamat? Effi memandangnya belum. Meski saat ini jumlah anggota Asperapi tak kunjung bertambah, namun ia masih memiliki kebanggaan. Menurutnya, event-event skala internasional berklasifikasibusiness to business (B2B) yang digelar di Jakarta atau Bali masih banyak yang dihelat oleh perusahaan penyelenggara pameran Nasional. Sebut saja Napindo, Debindo, dan Dyandra.

    "Berbeda dengan di Thailand atau bahkan Singapura. Acara level dunia justru diselenggarakan olehglobal player. Pemain lokalnya tak ada yang mampu unjuk gigi," terang Effi seraya menambahkan bahwa saat ini terdapat sepuluh perusahaan penyelenggara pameran Indonesia yang memiliki kemampuan melaksanakan acara konferensi dan pameran B2B.

    Views: 570 | Added by: Walkoe | Date: 29 May 2013 | Comments (0)